SEPUCUK SURAT DARI BAPAK
Bapak adalah seseorang yang lebih sering diam dan tak menunjukkan kasih sayangnya secara langsung,seseorang yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga,seseorang yang secara diam-diam selalu mendukung dan memperhatikan putra-putrinya.
Bapak ku pun begitu,beliau selalu tampak humoris dengan orang lain,selalu melontarkan hal-hal yang lucu .Namun lebih banyak diam kepadaku,entah karena sekarang aku sudah bertambah dewasa hingga sungkan tuk sekadar ngobrol-ngobrol seperti Bapak dan anak lainya.Aku pun begitu lebih sering curhat dan berdebat dengan ibuku,Bapak hanya akan mendengarkan dan sesekali menasehatiku.”Ojo sering gawe nesu mak mu(jangan sering membuat ibumu marah).Biasanya aku langsung patuh dan tak membantah lagi.
Jika ibuku selalu mempunyai ekspektasi-ekspektasi yang harus aku raih,Bapak tidak.Beliau hanya diam dan membiarkan aku meraih apa yang aku inginkan.
Dulu ,ketika aku masih duduk di kelas 2 MA sekaligus mondok.Ibuku selalu menyuruhku untuk segera menghafalakan Al-qur’an.Kala itu aku masih enggan dan ingin fokus terlebih dahulu dengan sekolah formalku.Menghafalkan nanti-nanti saja setelah lulus sekolah.
Suatu Ketika saat liburan Idul Adha tiba,aku tak pulang kerumah.aku menitipkan sebuah surat untuk bapakku,berharap beliau bisa memahamiku dan membelaku ketika ibuk selalu mendesakku.
Waktu liburan selesai,Mas ku yang juga satu pondok denganku membawakanku titipan surat dari rumah.Ada dua surat yang aku peroleh,satu dari bapakku dan satunya lagi dari adekku yang baru belajaran menulis,ia masih kelas TK saat itu.
Kedua surat itu sangat berarti dan membuatku menangis terharu membacanya.adekku yang baru belajaran menulis menyapaku dan mengucapkan Ultahku ,kala itu memang bertepatan dengan tanggal lahirku.Tulisanya masih berantakan tapi ia menulisnya dengan tulus.
Surat kedua dari bapakku,Aku sempat tak percaya beliau mengirimiku surat balasan.Sebuah surat yang meski tak ada nada paksaan seperti yang sering diucapkan ibuku,tapi justru membuatku luluh dan memikirkan kembali akan niatan menghafal sesegera mungkin.
Aku tak pernah mendengar beliau memintakaku menjadi apa yang diharapkanya.Dan untuk kali pertama beliau menasehatiku dan sangat berharap kepadaku.Aku tahu itu bukan sesuatu yang mudah tapi setelah itu,akau bertekad untuk tidak mengecewakannya.Terima kasih Bapak selalu menjadi orang pertama yang mendukungku dalam diam.
Komentar
Posting Komentar